Tulisan ini saya ambil dari facebook. Dan mungkin sudah banyak pembaca yang sering menemukan tulisan seperti ini. Saya copy apa adanya agar sesuai dengan aslinya.
Tidak ada maksud lain kecuali untuk bahan renungan dan berbagi informasi serta motivasi untuk kita semua terutama para 'pemilik' YMJI agar terus berkiprah sesuai tujuan YMJI.
Semoga bisa menjadi pelajaran buat kita dan kita semakin mensyukuri setiap rezeki yang Allah berikan pada kita.
Berikut kisah uang seribu dan seratus ribu yang saya ambil dari facebook :
Uang Rp.1000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.
Pada suatu hari mereka bersamaan keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat.
Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan :
Rp.100.000 bertanya kepada yg Rp.1000 :
“Kenapa kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis..??”
Dijawablah olehnya :
“Karena aku begitu keluar dari Bank langsung di tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis.”
Lalu Rp.1000 bertanya balik pd Rp.100.000 :
“Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih..??”
Dijawabnya :
“Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut oleh perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet”
Lalu Rp.1000 bertanya lagi :
“Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah..??”
Dijawablah :
“Belum pernah”.
Rp.1000 pun berkata lagi :
“Ketahuilah walaupun keadaanku seperti ini adanya, aku selalu berada di tempat-tempat ibadah dan di tangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kpd Allah, Aku tidak dipandang manusia bukan sebuah nilai tapi yg dipandang adalah sebuah manfaat..”.
Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat selama ini.
Jadi..
Bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu, Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yg selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong. Aamiin Ya Rabbal alamiin
Sumber : facebook
Tidak ada maksud lain kecuali untuk bahan renungan dan berbagi informasi serta motivasi untuk kita semua terutama para 'pemilik' YMJI agar terus berkiprah sesuai tujuan YMJI.
Semoga bisa menjadi pelajaran buat kita dan kita semakin mensyukuri setiap rezeki yang Allah berikan pada kita.
Berikut kisah uang seribu dan seratus ribu yang saya ambil dari facebook :
Uang Rp.1000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.
Pada suatu hari mereka bersamaan keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat.
Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan :
Rp.100.000 bertanya kepada yg Rp.1000 :
“Kenapa kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis..??”
Dijawablah olehnya :
“Karena aku begitu keluar dari Bank langsung di tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis.”
Lalu Rp.1000 bertanya balik pd Rp.100.000 :
“Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih..??”
Dijawabnya :
“Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut oleh perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet”
Lalu Rp.1000 bertanya lagi :
“Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah..??”
Dijawablah :
“Belum pernah”.
Rp.1000 pun berkata lagi :
“Ketahuilah walaupun keadaanku seperti ini adanya, aku selalu berada di tempat-tempat ibadah dan di tangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kpd Allah, Aku tidak dipandang manusia bukan sebuah nilai tapi yg dipandang adalah sebuah manfaat..”.
Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat selama ini.
Jadi..
Bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu, Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yg selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong. Aamiin Ya Rabbal alamiin
Sumber : facebook